Thursday 19 November 2015

Pan Islamisme

Pan Islamisme dalam pengertian yang luas adalah kesadaran kesatuan umat Islam yang diikat oleh kesamaan agama yang membentuk solidaritas sedunia. Sedangkan dalam pengertian khusus adalah gerakan mempersatukan umat Islam.1) Gerakan ini secara samar-samar pernah diutarakan oleh Al-Thah-Thawi dengan memakai istilah persaudaraan seagama, dan kemudian ditegaskan oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dan Syekh Muhammad Abduh.
Gerakan ini kemudian mempengaruhi bangkitnya pergerakan nasional Indonesia, karena dalam periode peralihan abad ke-20, Islam merupakan ciri utama kebudayaan Indonesia. Salah satu sisi dari gerakan reformasi itu ialah mengidentifikasikan Islam dengan bangsa dan dengan rasa yang semakin tidak sabar terhadap kedudukan sebagai bangsa yang terjajah.2) Hal ini dikuatkan oleh pendapat Deliar Noer bahwa pada masa peralihan abad ke-19 ke abad ke-20, Islam identik dengan kebangsaan.3)
Gerakan Pan Islam pada awalnya muncul sebagai gerakan Wahabi di Arab pada abad ke-18 dengan pelopornya Muhammad ibn Abdul Wahab (1703-1787) dengan menghidupkan himbauan Ibnu Taymiah untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Abdul Wahab bersekutu dengan Ibnu Saud kemudian menguasai kota suci Mekah dan Madinah sebagai langkah pertama menguasai dan mempersatukan dunia Islam seluruhnya.4)
Pada tahun 1917 Sultan Turki Usmani, Salin I, merebut Mesir dan menggulingkan Khalifah Abbasiyah, kemudian mengangkat dirinya sebagai khalifah serta pelindung kota Mekah dan Madinah. Pada masa Usmani Muda, Turki berusaha menggunakan Pan Islam untuk menyatukan seluruh umat Islam di bawah kerajaan Usmani.5) Gerakan ini kemudian dimotori oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani yang lebih menekankan pada gerakan politik untuk menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat, dengan bercita-cita membentuk semcam konfederasi negara-negara Islam.6)
Gerakan Pan Islamisme tersebut tidak berhasil menggalang kesatuan umat Islam. Tapi semangat Pan Islam tetap hidup sehingga membangkitkan berbagai organisasi Islam regional dan internasional, tak terkecuali Indonesia yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pergerakan tersebut.
Isi gerakan Pan Islam dapat dilihat dari teori pembaharuan yang dikemukakan oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dan Syekh Muhammad Abduh.
Sayid Jamaluddin Al-Afgani mengungkapkan bahwa:
  1. Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa maupun zaman. Kalau kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi perubahan zaman, maka penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dan pengertian baru tentang ajaran itu.
  2. Kemunduran yang dialami oleh umat Islam tak lain karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sesungguhnya.
  3. Pemahaman terhadap qadha dan qadar dirusak oleh sebagian ulama, menjadi fatalisme yang membawa umat Islam kepada keadaan statis.
  4. Pemahaman yang keliru terhadap hadits Nabi menyatakan bahwa umat Islam akan mengalami kemunduran di akhir zaman membuat umat Islam tidak merubah nasibnya.
  5. Jalan keluarnya adalah melenyapkan pengertian yang salah itu dan kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya.7)
Sementara Syekh Muhammad Abduh mengungkapkan teori pembaharuannya sebagai berikut:
  1. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang menyembah selain Allah adalah musyrik dan ia harus dibunuh.
  2. Orang Islam yang minta pertolongan kepada Wali atau Syekh atau kekuatan lain selain Allah, termasuk dia menjadi musyrik.
  3. Menyebut nama Nabi, Syekh atau Malaikat dalam doa juga syirik.
  4. Meminta selain kepada Allah adalah syirik.
  5. Bernazar selain kepada Allah adalah syirik.
  6. Tidak percaya kepada Qadha dan Qadar Allah itu menyebabkan kekufuran.
  7. Jalan keluarnya adalah melepaskan umat dari kesesatan ini dan kembali kepada Islam yang asli.8)
Dengan demikian terlihat adanya perbedaan pandangan dan orientasi dari kedua tokoh di atas. Kalau Sayid Jamaluddin Al-Afgani menekankan pada politik, maka Syekh Muhammad Abduh lebih mengutamakan pembaharuan dalam pendidikan menurut alam pikiran modern dengan tujuan untuk membangkitkan semangat umat Islam.


No comments: