Sikap Toleransi Dan Empati Terhadap Keberagaman
Budaya
Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima
dan menghargai perbedaan dengan prang atau kelompok lain. Empati adalah sikap
yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Sikap
tolerans dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupanmasyarakat
Indonesia multicultural. Dengan pengembangan sikap toleransi dan
empati sosial, maka masalah-masalah yang beraitan dengan keberagaman sosial
budya akan dapat dikendalikan, sehingga tidak mengarah pada pertentangan sosial
yang dapat mengancam diisintegrasi nasional.
Semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
sejak zaman Kerajaan Majapahit telah terpelihara cukup baik. Oleh karena itu,
sikap toleransi tidak boleh pudar hanya karena perbedaan suku bangsa, ras,
bahasa, agama, adat istiadat atau golongan politik. Sebab bangsa yang
berBhinneka Tunggal Ika, kita tidak layak bersikap sukuisme, realism,
chauvisme, primadialisme, atau anarkisme dalam kehidupan masyarakat. Sebab
sikap dan perilaku seperti itu bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya dan
jati diri bangsa Indonesia yang bersifat kekluargaan, ramah tamah, tolong
menolong dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menempatkan diri sebagai
warga masyarakat yang merupakan bagian utuh dari bangsa Indonesia. Untuk itu,
perlu dikembangkan sikap dan perilaku yang dilandasi oleh sikap demokratis,
toleransi, empati, solidaritas, tolong menolong, dan kekeluargaan. Dengan
demikian, kita akan dapat memlihara dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang
dilandasi oleh nilai-nilai budaya nasional.
Sebagai makhluk Individu, manusia memiliki hak
dan kewajiban asasi untuk mengembangkan kehidupannya secara mandiri sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun, manusia tidak dapat hidup secara
sendiri-sendiri, melainkan memerlukan bantuan manusia lainnya. Keberadaan
manusia hanya bermakna bila mampu hidup secara kolektif dalam persekutuan
dengan individu-individu lain dimasyarakat.
Adapun cara untuk menerima dan menghargai orang
lain atau suku bangsa lain yang berbeda latar belakang budaya dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai dari bangsa
Indonesia.
b. Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
c. Kita
perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang
memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu.
d.
Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia
yang memiliki persamaan kedudikan, harkat, martabat, dan derajat, serta hak dan
kewajiban asasi.
e. Kita perlu menerima dan menghargai
oranglain/suku bangsa lain sebagai pemilihan dan penghuni tanah air Indonesia
ciptaan Tuhan Yang Maha Rsa
f. Kita perlu menerima dan menghargai
orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki latar belakang sosial
budaya yang berbeda-beda dalam ras, suku
bangsa, bahasa, adat-istiadat, profesi, golongan politik dan sebagainya
g. Menerima suku-suku bangsa lain dalam pergaulan sehari-hari.
Dalam
pergaulan di masyarakat, kita tidak hanya
bertemu orang satu suku
bangsa. Apalagi kalau kita tinggal di kota.
Orang-orang dari suku lain
harus kita terima. Mereka adalah saudara kita
satu bangsa.
h. Menambah pengetahuan kita tentang suku-suku lain. Mempelajari
suku
bangsa lain tidak
harus datang ke daerah tempat tinggal mereka. Kita bisa belajar tentang adat istiadat, kesenian, dan bahasa
mereka.
Dengan mengenal
lebih dalam suku-suku lain, ki-ta akan memahami
adat istiadatnya.
Dengan demikian kita tidak akan mudah curiga
Ini
adalah cara lain yang bisa kita lakukan juga untuk menunjukan sikap
toleransi kita terhadap keragaman budaya di Indonesia
1. Menghormati kelompok lain yang menjalankan
kebiasaan dan adat
istiadatnya.
2. Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa
lain.
3. Mau menonton seni pertunjukan tradisional.
4. Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis
seni tradisional
seperti seni tari, seni musik, dan seni pertunjukan.
5. Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri.
No comments:
Post a Comment